Rabu, 14 Desember 2011

Broken?




Satu pertanyaan aku buat orang – orang diluar sana. “Pernah sakit hati?”

Pertanyaan klise yang pasti jawabannya adalah “IYA”

Tragis memang :

  1. disaat orang yang benar – benar kita harapkan dan cintai sebesar–besarnya ternyata malah meninggalkan kita dengan tanpa dosa.
  2. diputuskan hubungannya saat orang yang kita sayangi telah memiliki seseorang yang “baru” dihatinya.
  3. ketika telah berhubungan lama, ternyata si dia memilih untuk menghapus kita dari memorinya.
  4. keluarga sang mantan masih menanyakan kabar via sms, telpon atau dunia maya.
381075_125795277533816_100003100327870_148575_1551912057_n_large

Dan masih banyak lagi hal lain diluar sana yang ga aku masukin kedalem daftar “Tragis” diatas.

Drop? Pasti.

Males makan? Jangan ditanya.

Trauma? Bukan pertanyaan baik.

Oke, kita ke hal pertama :

DROP
Semua manusia, entah pria atau wanita pasti drop, down dan sebagainya saat hubungan asmaranya kandas ditengah persimpangan. Bukan ditengah jalan loh, karena menurut aku, persimpangan merupakan suatu hal yang selalu bisa memisahkan sepasang kekasih. Ya karena salah satu dari mereka ingin berjalan diarah yang beda.

Dan disinilah awal dari permulaan. Sekitar 3-7 hari masih terbayang segala sesuatu tentangnya. Kenangan baik kebanyakan yang muncul disini.

Yah, aku juga pernah ngalaminnya.

Tapi satu hal yang bikin aku lumayan ga terlalu drop sampe nyilet – nyilet urat nadi atau coba terjun dari tower Masjid Mujahiddin adalah aku coba realistis.

Memang ga mudah, dan ini memang teori. Tapi dibalik teori ini, ada realisasinya.

Untuk apalagi aku bermimpi dan ngayalin setiap saat dia harus jadi milik aku lagi?

Dan yakinin didalem hati, kalo dia ga akan pernah dapetin seseorang yang akan terima dia apa adanya, baik dimasa lalu, masa depan, keluarga, karir dan kehidupannya apa adanya. Hey, gapapa kan yakinin diri seperti itu? Toh yang lagi terdzalimi punya hak untuk mendoakan apa aja kepada orang “itu” *masuk kedalem meriam*

MALES MAKAN

Ini hal kedua yang lumayan menyiksa batin. Tanpa sadar kita jadi kepikiran. “kok bisa?” , “kok dia jahat sama aku?” dan ga inget bahwa kita butuh asupan energi untuk melakukan sesuatu selain mikirin hal BODOH itu.

Hal ini JUGA aku alami. Dan hasilnya 3kg berat badan aku berkurang. Padahal setengah mampus nambah berat badan segitu *lirik tudung saji*

Tapi apa daya, lakukan lah selagi masih dalem tahap wajar. Makan sekali sehari aja lumayanlah kalo memang mulut bener – bener ga mampu ngunyah untuk beberapa saat.

TRAUMA

Oke, ini hal terakhir yang masih bener – bener lengket dikepala, tubuh dan jiwa aku. Sebenernya, disaat kita yakin untuk menjalin sebuah hubungan CINTA dengan seseorang, otomatis sebenernya kita merelakan sebagian diri untuk disakiti.

Loh kok gitu? *guling guling dipasir*

Jelas. Karena ga ada sama sekali kisah romansa di Bumi ini yang berjalan tanpa godaan, pertikaian dan kesalahpahaman.

Saling percaya aja ga cukup untuk hal ini hmmm *gigit mouse*

Trauma adalah masalah psikologi yg dialami kaum – kaum patah hati saat benar – benar dikecewakan.

Takut disakiti lagi, takut dipermainkan lagi, takut diselingkuhin lagi, takut dimanfaatin lagi dan lain – lain.
Yang aku alami dalam trauma kali ini bahkan membuat aku agak menutup diri dengan pria – pria yang mengaku “suka” dengan diriku.

Karena:

Pertama, aku bukan tipe perempuan yang dengan instant nya bisa membuka hati dan menitipkannya kepada siapapun yang bersedia.

Kedua,  aku takut disaat aku sudah benar – benar percaya, “dia” malah membuang hal rumit itu dan tidak memberitahu dimana tempatnya.

Ketiga, aku ga mau menyakiti HATI orang lain dengan menerima kata “sayang” yang dengan mudah diungkapkan.

Kadang, dalam hidup ini, ga selamanya kita harus suka dengan pendapat atau motivasi dari orang lain.
Semua kisah cinta pasti berakhir menyedihkan. Dia yang selingkuh? Dia yang meninggalkan kita disaat telah sukses? Dia yang pada akhirnya dipanggil duluan oleh YME?

Dan aku ga akan membandingkan pria yang baru akan coba masuk dan mengetuk – ngetuk pintu hati baja ini dengan para mantan. Aku punya sosok Hero yang sepatutnya aku membandingkannya dengan pria lain, dia adalah BAPAK.

Why Sed?

Karena, bapak SELALU menepati janjinya, tau saat aku lelah dan butuh semangat, perhatiannya tidak berlebihan, selalu khawatir tapi percayakan semua padaku, dan yang terakhir, bapak SETIA menjalani kehidupannya bersama mamah dan keluarga besarnya.